Malam yang suntuk
Jarum jam sudah mengarah pada angka 12:00. Akupun terbaring lemas sendirian
di luar rumah. Begitu nyaman tanpa ada seorangpun yang mengganggu. Rasanya.....
Dingin..... Damai..... Tentram..... dan juga begitu Sepi. Entahlah kemana
semuanya, seakan mereka akan menghampiri aku, mendatangiku bila ada perlu atau
maksud tertentu, jika sudah selesai urusannya, maka akan menjauh. Hanya
sebungkus rokok dan segelas kopi yang selalu setia menemani malam-malamku, bisa
dikatakan keduanya adalah sahabatku dari dulu. Ya..begitulah
Aku lihat ke atas langit, gelap, hitam pekat. Tanpa hiasan taburan
bintang-bintangnya dan sinar rembulannya, seakan langitpun memperlihatkan
kegundahannya, dan sebentar lagi bisa jadi akan meneteskan tangisan dan
mengeluarkan suara gemuruhnya yang begitu menakutkan. Pohon bambu yang identik
dengan lambaian daunnya, kini lambaian tersebut bertambah cepat dan semakin tak
terarah. Hal itu dikarenakan angin malam yang semakin tidak bersahabat lagi.
Hanya saja terlihat pancaran sinar lampu dari sela-sela ranting yang bergeser
akibat lambaian tersebut.
Aku mulai terganggu dengan angin malam ini, membuat seluruh bulu kuduk
dipaksa untuk berdiri. Akupun mulai kedinginan, dan bila tetap dibiarkan akan
berakibat buruk terhadap tubuh ini, yang nantinya aku akan terkapar lemas tak berdaya
tanpa tenaga, semoga saja tidak. Masa bodoh, biarkan saja, tidak masalah, toh
aku sudah terbiasa dengan suasana seperti ini.
Aku pejamkan saja mata ini, dengan sebatang rokok yang masih tetap menyala berada
di tengah-tengah antara jari telunjuk dan jari tengah tangan kananku.
Dikeheningan malam ini, aku benar-benar merasa sepi. Kesunyian itupun semakin
terasa seakan merangkul diri. Semuanya membisu, kecuali detak jarum jam
arlojiku yang masih terus dan akan terus mengikuti waktu dan putarannya
sendiri.
Tetap dalam keadaan mata terpejam. Pikiranpun mulai semakin membludak, meluap,
dan menalar tanpa arah. Aku tak tertidur
dalam peraduanku, juga tak bersenandung dalam mimpi-mimpi ku. Namun aku disini menendangkan nada-nada sendu dalam diamku.
Hanya saja aku mau mengatakan, malam ini pikiranku sungguh kacau, dan
akupun kebingungan. Ya.....aku benar-benar bingung. Sehingga ingin rasanya
menumpahkan semua kebingunganku ke dalam diary digitalku. Entah ini akan
selesai kapan. Yang jelas aku hanya ingin menulis sesegera mungkin setelah otak
ini dipenuhi dengan kekacauan yang cukup membuat diriku “FRUSTATING”.
***
Aku mulai saja....
Oretan ini adalah kelanjutan dari tulisanku sebelumnya. SEBATAS MIMPI |ANTARA AKU DAN KHAYALANKU Yang berisi tentang perasaanku kepada seseorang,
Sebut saja dia NAIA.
Ternyata dia sudah membacanya
Ya...dia sudah mengetahui akan perasaan aku ini.
Terus bagaimana kelanjutannya...?? apa ada tanggapan yang pasti...?? atau
ada balasan...??
Meragukan... sepertinya iya... tapi kayaknya juga tidak. Ya begitulah. Apa
dia mengerti tentang tulisanku itu...?? gak taulah
Maka dari itu oretan kali ini aku kasih judul ORETAN MALAMKU | PIKIRANKUKACAU, DAN AKUPUN KEBINGUNGAN
Riyandi Jaq | Ada Makna Disetiap Kata |
Dalam lamunan aku berkata.....!!!
Seakan ada percakapan panjang yang bertopik antara aku dan dia. Ya.....siapa
aku, siapa dia, dari mana asalku, dari mana asal dia, pantaskah aku tuk dia,
serta pantaskah dia untukku. Semua berisi bisikan-bisikan pertanyaan-pertanyaan
bodoh yang datangnya secara tiba-tiba, dan itu membuat aku semakin kebingungan.
Dengan mata masih terpejam, yang enggan tuk dibuka. Ingin rasanya menyelami
lebih dalam lagi tentang perasaan ini, tentang kebingungan ini, tentang mimpi
dan hayalan ini.
Aku memang bukan siapa-siapa, hanya sebatas lelaki yang masih dipenuhi oleh
egonya yang luar biasa besar. Rasanya aku memang tidak pantas untuk dia, aku
tidak akan bisa benar-benar memiliki dia.
Tapi ya sudahlah, aku tidak mau menekan dia terlalu dalam. Aku mulai sadar,
mungkin dengan kehadiranku di dunianya akan jadi benalu, yang hanya mengganggu
proses masa depannya. Dia begitu polos, juga terlalu baik untukku. Aku gak mau
merusak semuanya. Perjalanannya dalam meniti karirnya, masih begitu panjang dan tidak akan mudah. Dia akan sibuk dengan urusannya, dia akan menyelesaikan semua tugas dan tanggungannya. Maka dari itu aku akan membiarkan dia tetap fokus tuk meraih mimpi-mimpinya sendiri.
Cerita tentang aku sayang dia, aku cinta dia,
hanyalah sebatas ungkapan tak bermakna lagi, hanyalah sebatas mimpi-mimpi gila
dari seorang yang begok. Biarlah mimpi hayalan ini menjadi kepingan puing-puing
yang akan terbang melayang begitu saja.
***
Adakah rasa memang selalu harus
bermain dalam kegamangan dan rasa harus selalu dipermainkan? Kadang hadirmu
datang merumitkan dan memporak-porakan susunan saraf kecilku. Tak jarang kau
muncul bagai semilir angin menyejukan kanibalisme otak. Aku tau dirimu tapi
seolah aku tak mengenalmu. Terlalu lama bermain dalam area abu abu. Teramat
lama berdiri antara fiksi dan nyata. Bagai peran ganda antara kehidupan nyata dan
isi sinetron.
Aku terlalu sering sulit menilai
apakah kau nyata atau hayalan, apakah kau sekedar fiksi atau friksi
atau real dalam kehidupanku. Berlalunya waktu, aku
menyerah. Aku tak bisa memahamimu melebihi hanyalan, angan, impian
yang bermetamorfosa hanya menjadi Fiksi semata. Bermain dalam permainan
kehidupan. Aku berharap nyata, kau bertahan fiksi.
Fiksi tak butuh fisik
Fiksi tak butuh aku
Fiksi hanya butuh imajinasi
Aku bukanlah
imajinasmu
Aku bukanlah
fiksimu
Akhirnya Aku memang tak pantas
untukmu
Aku tak layak mendamba nyatamu
Saat ini tak
perlu cemas dengan perasaanku, aku tlah terbiasa seperti ini, terbiasa dengan
sakit yang kuciptakan sendiri, kamu tak boleh terlibat dalam perasaan keruhku.
Ini hanya skenario perasaanku, skenario yang melibatkanmu tanpa meminta
persetujuanmu, maafkan aku, sungguh aku minta maaf. Jika bisa memilih, rasanya
ingin kembali ke masa lalu dan kita tak harus saling mengenal. Itu lebih buatku,
ketimbang aku terus menerus mengusik kenyamanan hidupmu. Ah tapi Sang Pemilik
Cinta memilih menghadirkanmu di hatiku, sayang aku tak cukup kuat memendam
perasaanku.
Tapi kuakui aku
tak pernah menyesal mencintaimu, dan kebahagian luar biasa bagiku ketika engkau
pernah izinkanku mengisi harimu, menjadi bagian dari hidupmu, meski pada
akhirnya aku menyadari aku bukanlah yang pantas untukmu.
Maka benarlah,
cinta tak mesti memiliki. Aku harus bangun dari mimpiku yang terlalu tinggi,
aku harus lebih banyak bercermin diri. Aku tak pantas untukmu.
Atau haruskah ku
pergi dari hidupmu? Akan kulakukan jika itu membuatmu bahagia, dan aku berjanji
dan akan kupastikan takkan kubiarkan engkau tersentuh ketaknyamanan dariku lagi, yah meski aku sadar ini akan sangat berat untukku. Tapi untukmu
segalanya akan menjadi bisa. Hmm..... mungkin ku harus kembali memendam cinta, aku tak boleh membiasakanmu
dengan hadirku. Karena kita tak boleh bersama, kamu berhak mendapat apa yang menurutmu lebih baik.
Akan tetapi mungkin saja itu salah. Mungkin itu hanyalah lamunanku saja
yang terlalu mendalam. Masalah kebenarannya, akupun belum tau seperti apa. Karena
memang tidak ada suatu kepastian dari dia. Aku kebingungan dan terjebak dalam
lamunanku sendiri. Aaakhhhh.....sudahlah
Akhirnya aku tetap memilih tuk diam, aku belum benar-benar yakin jika harus
meminta suatu jawaban dan tanggapan yang pasti dari dia. Aku biarkan saja,
biarlah perasaan ini akan ada jawaban sendiri bila sudah tiba waktunya nanti. Yang
jelas, semua tulisan-tulisan ini menjadi perwakilan dan menjadi saksi dari ungkapan
jujur nan tulusku.
***
Lamunanku mulai memudar, tak tau apa yang harus aku lakukan dan apa yang
harus aku fikirkan lagi. Diam pun masih terus mendominasi keadaan, bahkan waktu
yang berlalu masih belum ku perhatikan. Lelah memang terasa, ingin rasanya
memberi waktu untuk mata ku beristirahat, tapi entah mengapa mata, hati,
fikiranku berbeda tujuan. Apa yang mereka tuju ?? apa yang mereka inginkan ??
terlalu banyak tanda Tanya yang tak kumengerti maksudnya.
Aku tak mengerti apa
yang aku cari ..
Apa yang aku mau ..
Bahkan
Terkadang akupun tak memahami apa yang aku rasa ..
Sesuatu yang selalu
memenuhi fikiranku , Seperti ada tanda Tanya (?) besar
disana yang sampai saat ini belum menemukan jawabannya ..
Pertanyaan-pertanyaan liar yang memanjakan ku
dalam kisah kebisuan ini. Apakah aku harus meminta jawaban
pada sang bisu...?? Ataukah mengemas semua itu dalam duniaku sendiri...?? ahhhhk......
Sebuah penantian kembali mendampingi kisah nyata ku, dan memaksa asa ini
bermain kembali dalam mimpi-mimpi yang sekedar menjadi sebuah hayalan yang tak
pasti.
Dan pada akhirnya pikiran aku tetap saja kacau dan akupun masih berada dalam puncak kebingungan
Terakhir Dariku:
Ada saatnya bahwa kata-kata bukanlah sekedar kata-kata
Namun, bila kata-kata sudah dianggap tak bermana lagi,
maka disaat itupulalah saatnya milih tuk diam
Maka Akupun Mulai Pasrah:
Dalam sujut aku berdo'a
Tuhan....
Bila dia benar-benar takdir yang Engkau ciptakan untukku
maka, dekatkanlah dia
Namun...
Bila dia memang bukan takdir yang engkau ciptakan untukku
maka, jauhkanlah dia
jauhkanlah,,, sekarang juga
agar cerita hayalan ini tidak berlanjut berkepanjangan
agar dia segera bebas dari mimpi-mimpi konyolku
agar dia segera bebas dari mimpi-mimpi konyolku
Tidak ada komentar:
Write komentar