Jumat, 07 April 2017

ORETAN MALAMKU | PIKIRANKU KACAU, DAN AKUPUN KEBINGUNGAN

Malam yang suntuk

Jarum jam sudah mengarah pada angka 12:00. Akupun terbaring lemas sendirian di luar rumah. Begitu nyaman tanpa ada seorangpun yang mengganggu. Rasanya..... Dingin..... Damai..... Tentram..... dan juga begitu Sepi. Entahlah kemana semuanya, seakan mereka akan menghampiri aku, mendatangiku bila ada perlu atau maksud tertentu, jika sudah selesai urusannya, maka akan menjauh. Hanya sebungkus rokok dan segelas kopi yang selalu setia menemani malam-malamku, bisa dikatakan keduanya adalah sahabatku dari dulu. Ya..begitulah

Aku lihat ke atas langit, gelap, hitam pekat. Tanpa hiasan taburan bintang-bintangnya dan sinar rembulannya, seakan langitpun memperlihatkan kegundahannya, dan sebentar lagi bisa jadi akan meneteskan tangisan dan mengeluarkan suara gemuruhnya yang begitu menakutkan. Pohon bambu yang identik dengan lambaian daunnya, kini lambaian tersebut bertambah cepat dan semakin tak terarah. Hal itu dikarenakan angin malam yang semakin tidak bersahabat lagi. Hanya saja terlihat pancaran sinar lampu dari sela-sela ranting yang bergeser akibat lambaian tersebut.

Aku mulai terganggu dengan angin malam ini, membuat seluruh bulu kuduk dipaksa untuk berdiri. Akupun mulai kedinginan, dan bila tetap dibiarkan akan berakibat buruk terhadap tubuh ini, yang nantinya aku akan terkapar lemas tak berdaya tanpa tenaga, semoga saja tidak. Masa bodoh, biarkan saja, tidak masalah, toh aku sudah terbiasa dengan suasana seperti ini.

Aku pejamkan saja mata ini, dengan sebatang rokok yang masih tetap menyala berada di tengah-tengah antara jari telunjuk dan jari tengah tangan kananku. Dikeheningan malam ini, aku benar-benar merasa sepi. Kesunyian itupun semakin terasa seakan merangkul diri. Semuanya membisu, kecuali detak jarum jam arlojiku yang masih terus dan akan terus mengikuti waktu dan putarannya sendiri.

Tetap dalam keadaan mata terpejam. Pikiranpun mulai semakin membludak, meluap, dan menalar tanpa arah. Aku tak tertidur dalam peraduanku, juga tak bersenandung dalam mimpi-mimpi ku. Namun aku disini menendangkan nada-nada sendu dalam diamku.

Hanya saja aku mau mengatakan, malam ini pikiranku sungguh kacau, dan akupun kebingungan. Ya.....aku benar-benar bingung. Sehingga ingin rasanya menumpahkan semua kebingunganku ke dalam diary digitalku. Entah ini akan selesai kapan. Yang jelas aku hanya ingin menulis sesegera mungkin setelah otak ini dipenuhi dengan kekacauan yang cukup membuat diriku “FRUSTATING”. 

***
Aku mulai saja....
Oretan ini adalah kelanjutan dari tulisanku sebelumnya. SEBATAS MIMPI |ANTARA AKU DAN KHAYALANKU Yang berisi tentang perasaanku kepada seseorang, Sebut saja dia NAIA.

Ternyata dia sudah membacanya
Ya...dia sudah mengetahui akan perasaan aku ini.
Terus bagaimana kelanjutannya...?? apa ada tanggapan yang pasti...?? atau ada balasan...??
Meragukan... sepertinya iya... tapi kayaknya juga tidak. Ya begitulah. Apa dia mengerti tentang tulisanku itu...?? gak taulah
Maka dari itu oretan kali ini aku kasih judul ORETAN MALAMKU | PIKIRANKUKACAU, DAN AKUPUN KEBINGUNGAN

Riyandi Jaq | Ada Makna Disetiap Kata
Malampun sudah mulai larut, hembusan angin datang menerpa dari segala arah serta dinginnya yang begitu sangat membuat sekujur tubuh ini semakin merinding kedinginan. Aku tetap saja bertahan, terdiam dalam lamunanku yang semakin merayap tak karuan, Semakin merajalela, seakan tiada hentinya memanjakan diri ini terhanyut terseret didalamnya. Aku turuti saja, aku relakan diri ini dititah olehnya.

Dalam lamunan aku berkata.....!!!
Seakan ada percakapan panjang yang bertopik antara aku dan dia. Ya.....siapa aku, siapa dia, dari mana asalku, dari mana asal dia, pantaskah aku tuk dia, serta pantaskah dia untukku. Semua berisi bisikan-bisikan pertanyaan-pertanyaan bodoh yang datangnya secara tiba-tiba, dan itu membuat aku semakin kebingungan.

Dengan mata masih terpejam, yang enggan tuk dibuka. Ingin rasanya menyelami lebih dalam lagi tentang perasaan ini, tentang kebingungan ini, tentang mimpi dan hayalan ini.
Aku memang bukan siapa-siapa, hanya sebatas lelaki yang masih dipenuhi oleh egonya yang luar biasa besar. Rasanya aku memang tidak pantas untuk dia, aku tidak akan bisa benar-benar memiliki dia.

Tapi ya sudahlah, aku tidak mau menekan dia terlalu dalam. Aku mulai sadar, mungkin dengan kehadiranku di dunianya akan jadi benalu, yang hanya mengganggu proses masa depannya. Dia begitu polos, juga terlalu baik untukku. Aku gak mau merusak semuanya. Perjalanannya dalam meniti karirnya, masih begitu panjang dan tidak akan mudah. Dia akan sibuk dengan urusannya, dia akan menyelesaikan semua tugas dan tanggungannya. Maka dari itu aku akan membiarkan dia tetap fokus tuk meraih mimpi-mimpinya sendiri.

Cerita tentang aku sayang dia, aku cinta dia, hanyalah sebatas ungkapan tak bermakna lagi, hanyalah sebatas mimpi-mimpi gila dari seorang yang begok. Biarlah mimpi hayalan ini menjadi kepingan puing-puing yang akan terbang melayang begitu saja.
 
***

Adakah rasa memang selalu harus bermain dalam kegamangan dan rasa harus selalu dipermainkan? Kadang hadirmu datang merumitkan dan memporak-porakan susunan saraf kecilku. Tak jarang kau muncul bagai semilir angin menyejukan kanibalisme otak. Aku tau dirimu tapi seolah aku tak mengenalmu. Terlalu lama bermain dalam area abu abu. Teramat lama berdiri antara fiksi dan nyata. Bagai peran ganda antara kehidupan nyata dan isi sinetron.



Aku terlalu sering sulit menilai apakah kau nyata atau hayalan, apakah kau sekedar fiksi atau friksi atau real dalam kehidupanku. Berlalunya waktu, aku menyerah. Aku tak bisa memahamimu melebihi hanyalan, angan, impian yang bermetamorfosa hanya menjadi Fiksi semata. Bermain dalam permainan kehidupan. Aku berharap nyata, kau bertahan fiksi.

Fiksi tak butuh fisik

Fiksi tak butuh aku
Fiksi hanya butuh imajinasi
Aku bukanlah imajinasmu
Aku bukanlah fiksimu
Akhirnya Aku memang tak pantas untukmu
Aku tak layak mendamba nyatamu

Saat ini tak perlu cemas dengan perasaanku, aku tlah terbiasa seperti ini, terbiasa dengan sakit yang kuciptakan sendiri, kamu tak boleh terlibat dalam perasaan keruhku. Ini hanya skenario perasaanku, skenario yang melibatkanmu tanpa meminta persetujuanmu, maafkan aku, sungguh aku minta maaf. Jika bisa memilih, rasanya ingin kembali ke masa lalu dan kita tak harus saling mengenal. Itu lebih buatku, ketimbang aku terus menerus mengusik kenyamanan hidupmu. Ah tapi Sang Pemilik Cinta memilih menghadirkanmu di hatiku, sayang aku tak cukup kuat memendam perasaanku.

Tapi kuakui aku tak pernah menyesal mencintaimu, dan kebahagian luar biasa bagiku ketika engkau pernah izinkanku mengisi harimu, menjadi bagian dari hidupmu, meski pada akhirnya aku menyadari aku bukanlah yang pantas untukmu.

Maka benarlah, cinta tak mesti memiliki. Aku harus bangun dari mimpiku yang terlalu tinggi, aku harus lebih banyak bercermin diri. Aku tak pantas untukmu.

Atau haruskah ku pergi dari hidupmu? Akan kulakukan jika itu membuatmu bahagia, dan aku berjanji dan akan kupastikan takkan kubiarkan engkau tersentuh ketaknyamanan dariku lagi, yah meski aku sadar ini akan sangat berat untukku. Tapi untukmu segalanya akan menjadi bisa. Hmm..... mungkin ku harus kembali  memendam cinta, aku tak boleh membiasakanmu dengan hadirku. Karena kita tak boleh bersama, kamu berhak mendapat apa yang menurutmu lebih baik.

Akan tetapi mungkin saja itu salah. Mungkin itu hanyalah lamunanku saja yang terlalu mendalam. Masalah kebenarannya, akupun belum tau seperti apa. Karena memang tidak ada suatu kepastian dari dia. Aku kebingungan dan terjebak dalam lamunanku sendiri. Aaakhhhh.....sudahlah

Akhirnya aku tetap memilih tuk diam, aku belum benar-benar yakin jika harus meminta suatu jawaban dan tanggapan yang pasti dari dia. Aku biarkan saja, biarlah perasaan ini akan ada jawaban sendiri bila sudah tiba waktunya nanti. Yang jelas, semua tulisan-tulisan ini menjadi perwakilan dan menjadi saksi dari ungkapan jujur nan tulusku.

*** 

Lamunanku mulai memudar, tak tau apa yang harus aku lakukan dan apa yang harus aku fikirkan lagi. Diam pun masih terus mendominasi keadaan, bahkan waktu yang berlalu masih belum ku perhatikan. Lelah memang terasa, ingin rasanya memberi waktu untuk mata ku beristirahat, tapi entah mengapa mata, hati, fikiranku berbeda tujuan. Apa yang mereka tuju ?? apa yang mereka inginkan ?? terlalu banyak tanda Tanya yang tak kumengerti maksudnya.

Aku tak mengerti apa yang aku cari ..
Apa yang aku mau ..
Bahkan  Terkadang akupun tak memahami apa yang aku rasa ..
Sesuatu yang selalu memenuhi fikiranku , Seperti ada tanda Tanya (?) besar disana yang sampai saat ini belum menemukan jawabannya ..

Pertanyaan-pertanyaan liar yang memanjakan ku dalam kisah kebisuan ini. Apakah aku harus meminta jawaban pada sang bisu...?? Ataukah mengemas semua itu dalam duniaku sendiri...?? ahhhhk...... Sebuah penantian kembali mendampingi kisah nyata ku, dan memaksa asa ini bermain kembali dalam mimpi-mimpi yang sekedar menjadi sebuah hayalan yang tak pasti.

Dan pada akhirnya pikiran aku tetap saja  kacau dan akupun masih berada dalam puncak kebingungan

Terakhir Dariku:

Ada saatnya bahwa kata-kata bukanlah sekedar kata-kata
Namun, bila kata-kata sudah dianggap tak bermana lagi,
maka disaat itupulalah saatnya milih tuk diam
Maka Akupun Mulai Pasrah:

Dalam sujut aku berdo'a
Tuhan....
Bila dia benar-benar takdir yang Engkau ciptakan untukku
maka, dekatkanlah dia
Namun...
Bila dia memang bukan takdir yang engkau ciptakan untukku
maka, jauhkanlah dia
jauhkanlah,,, sekarang juga
agar cerita hayalan ini tidak berlanjut berkepanjangan
agar dia segera bebas dari mimpi-mimpi konyolku

Tidak ada komentar:
Write komentar

Total Page Views