ORANG 4
Terdiam merenung sendu, bersenandung rindu yang terus
terbayang akan perjalanan waktu dalam sebuah alur cerita masa lalu yang tiada
satu orangpun enggan mengetahuinya. Namun, semuanya akan nampak akan tiba saat
waktu sudah mulai memanggilnya. Tiada lagi sapaan yang akan terucap, tiada lagi
alunan gemercik percakapan, dan tiada lagi damai dalam jiwa. Seakan hendak berkata,
inilah ending dari nafas kehidupan. Senyum yang sudah membeku kian terasa sulit
tuk dikeluarkan, tangisanpun akan tersa sia-sia dan melarut dalam harunya angin
malam, seakan hendak bercerita inilah jejak yang harus kami tempuh.
Wajah-wajah dikala duka salah seorang sahabat kita,
tangisnya saat ia tengah lalui berbagai masalah internalnya, dan menunggu kita
untuk membantunya, atau paling tidak sedikit meringankan beban yang ia rasa.
Ada wajah-wajah yang putus asa namun asa itu bangkit lagi, wajah-wajah luar
biasa dan tak akan tergantikan, wajah-wajah yang penuh dengan sambutan hangat.
Wajah saat antar sahabat saling bermusuhan, ngambekan, cuekan, dan akhirnya
baikan lagi, menjadi sebuah siklus indah yang menghiasi warna persahabatan.
Ingatlah wajah sahabat kita yang sedang terbaring
lemah di rumah atau di rumah sakit karena sakitnya, ia tidak bisa hadir di
sela-sela keramaian yang kita ciptakan. Tentu jika mereka ingin bicara, mereka
ingin lekas segera untuk sembuh, untuk kembali melangkah melewati bongkahan
tantangan, Dan belajar seperti adanya kita. Lihatlah wajah sahabat kita yang
sayu, yang terlihat pucat, lemah, namun tetap nekat untuk menemui kita. Ia
masih menghadirkan sebuah senyuman untuk kita meski kita tahu senyuman yang ia
berikan itu berat untuk dihadiahkan kepada kita. Tapi terlintaskah di hati kita
untuk memikirkannya?
Sahabat,,,,!!! Kami ini anak yang bodoh, anak yang
suka ngomel, suka ngejailin, suka menyalahkan, tidak bisa membedakan antara ini
dan itu, dengan sifat kami yang seperti itu, kami sadar bahwa kami bisanya
hanya membuat kalian tersimpu dalam kemarahan. Akan tetapi kami tidak bermaksud
seperti itu, kami ingin lebih mengenal dan lebih akrab dengan kalian. Hanya
saja dengan gaya kami yang begitu terkadang kami berbuat kesalahan. Kami ingin
memperlihatkan, kami ingin menampakkan bahwa inilah kami dengan segala
kekurangan kami dan gaya kami masing-masing.
Semuanya sudah terlanjur terjadi,,, Tahukah kalian?
kalian adalah seseorang yang merupakan salah satu paling berharga, tak pernah
bisa dikalahkan oleh sosok pengganti lainnya karena kalian merupakan bagian
dari kami. kalian sudah hadir dalam kehidupan kami, dan kamipun juga ingin
berbaur dengan kehidupan kalian. Tidak ada yang akan mengganti tempat kalian
karena kalian adalah kita, karena kita adalah kalian. Tentunya kita ingin
mengulang dan memutar kembali waktu yang sudah kita lewati, dan memperbaiki
pandangan kita bahwa sahabat sangatlah begitu berarti. Dan kami ingin membenahi
kesalahan kami. Ya, semua itu sudah tercatat dalam buku harian sanubari... tapi
sayangnya kita tak akan pernah bisa mengulang dari awal kenangan yang sudah tercatat.
Maka dari itu izinkan kami untuk meneruskan rangkaian celoteh ini sebelum tiba
waktunya “SEBENTAR LAGI WAJAH KALIAN AKAN SIRNA DARI HADAPAN
KAMI”
Marilah kita sejenak
bersama-sama untuk merenung, tentang segala apa yang pernah kita lakukan dalam
hidup ini. Tundukkan
sejenak kepala kalian. Bayangkan dan coba hadirkan peristiwa yang sudah
terjadi di hari kemaren. Ingat oleh kalian semua!
Seolah-olah kalian berada di hari itu, sentuh dan rasakan
oleh kalian kenangan manis yang masih membekas.
Dengan gemetar kami
berkata “ Aku Ingin Mengulanginya, kami ingin mengulanginya, dan
kami ingin mengulanginya satu saki lagi”. Dalam hati, Setiap
waktu ingin
selalu memohon, do’a yang selalu teruntai:
“ Ya Allah Tuhan yang maha mendengar, Jadikanlah hari kemaren sebagai
pelajaran untuk hari esok, dan semoga kenangan ini bukan hanya sekedar
kenangan”
Sekarang bersedihlah, menangislah,
menangislah selagi ada kesempatan, sebelum kebersamaan ini akan sirna diakhiri
dengan terpaan perpisahan. Dengan begitu mereka akan tau betapa kita sangat
mencintai mereka, dan menjadi bukti sebenarnya kita semua menginginkan mereka masih tetap
disini, yang selalu bertemu bersama, ditempat yang sama, diwaktu yang sama, dan
dengan tujuan yang sama.
Tempat ini akan menjadi saksi, dan kenangan ini
akan menjadi bukti bahwa kita pernah bersama.
Kita semua yang sempat menginjakkan kaki disini, dan yang sudah
bersama-sama menghadapi badai angin pasir cobaan yang datang menerpa, terasa
hal itu dapat terminimalisir dengan indahnya sejuta impian dan tujuan yang
sama.
Dua cahaya yang kita idamkan, yang membuat hati kita terbuka akan pergi,
Sulit dipercaya!!! sungguh sangat sulit dipercaya!!!! Namun itulah
kenyataannya. Kita tidak bisa berbohong bahwa hati ini tidak rela, jangan
kalian bendung air mata kalian jika sebentar lagi mereka akan pergi tinggalkan
kita semua, sebentar lagi,,,sesaat lagi,,,,. Biarkan air mata kalian terus mengalir,
terus bercucuran, mengiringi setiap langkah kepergiannya dari pondok ini.
katakanlah salam terakhir kalian, salam perpisahan dan lambaikan tangan kalian,
katakanlah secara perlahan,”Wahai Sahabat, Baik-baiklah Disana, dan
Sempatkanlah Untuk Menghampiri Kami Disini”.
Hei ustadzah,,,,,ya kalian berdua
Lihatlah anak sekitarmu, dan coba artikan, betapa dungunya mereka.
Cengar-cengir sepuasnya seakan mereka tidak mempunyai beban. Tapi disisi lain,
ternyata mereka polos,,,,,,, coba pahami mereka, saat ini ditengah kegelapan
malam ternyata mereka masih bisa tertawa. Mereka tertawa untuk kalian, dan
semua ini mereka berikan untuk kalian. Dan mungkin tawa ini akan menjadi tawa
terakhir yang diperlihatkan kepada kalian.
Sekarang bangunlah, bukalah mata kalian, dan lihatkah kedepan, lihat
kepastian yang sudah menunggu disana. Sebentar lagi, dalam waktu dekat ini hal
itu akan benar-benar terjadi.
Apa yang kalian rasakan,,,?? Sedihkah,,,?? Gembirakah,,,?? Atau
relakah,,,??
Mungkin kalian merasakan suatu hal yang tidak kalian diinginkan,,,!!!
Atau kalian ingin berteriak sekeras mungkin untuk mengeluarkan apa yang
dirasakan kalian saat ini. Biar mereka tau bagaimana perasaan kalian saat ini.
jangan berfikiran dangkal, berfikir bahwa itulah yang
membuat sakit...?? iya sih,, memang begitu. Tapi,,,,, kenangan dan kebersamaan
itu biarkan saja, walaupun secara tiba-tiba itu harus lenyap, itulah hidup.
semuanya bersifat fana. karena sesungguhnya, kenangan itulah yang akan
membuatmu kuat nantinya, yang membuatmu peka dalam merasa, membuatmu dapat
membedakan ketulusan dan kepura-puraan.
Setelah ini akan menjadi awal dari langkah baru untuk
mencari dan menemukan kisah yang baru. membuka hati yang sirna, untuk dijadikan
pelajaran dihari esok. walau membutuhkan
proses yang panjang, kenangan manis itu akan selalu menjadi hal yang dikagumi.
walaupun suatu hari nanti, sedikit demi sedikit kenangan itu akan bergeser.
kenangan itu akan tetap menjadi kenangan manis yang tersimpan rapih di
lubang-lubang hati, sebagai pengganjal agar hati ini tidak benar-benar
kehilangan. dan yang telah diajarkan olehnya, akan selalu tersemat di dalam
pikiran dan dada.
Dan kami senantiasa tanpa ada rasa lelah akan selalu
mengucapkan banyak terima kasih kepada segenap keluarga besar Al-Qadiry, khususnya
pengasuh. Tanpa nasehat dan bimbingan beliau, kami hanyalah sebagai perahu
kertas yang akan bergerak berjalan mengikuti derasnya aliran arus, tidak tau
kemana akan berhenti. Itulah kami, yang masih memerlukan sosok figur senagai
penuntun jalan kami.
Diakhir rangkaian renungan ini, kami merasa sangat
kehilangan sesuatu. Ternyata salah sahabat kami yang dikenal sebagai “RIYANDI
JAQ” tiba-tiba saja pergi. Ketika itu dia sempat berpesan “TOLONG SAMPAIKAKAN
PERMINTAAN MAAF SAYA KEPADA SEMUA, TERUTAMA KEPADA KALIAN YANG SUDAH MERASAKAN
MARAHANNYA, DAN DIA BERHARAP KALIAN UNTUK TIDAK MENGINGATNYA, TAPI INGATLAH
KETIKA DIA MARAH, INGATLAH MENGAPA DIA MARAH”. Itulah yang dia katakan sebelum
dia pergi. Dan renungan ini merupakan persembahan darinya.
Lamunan yang begitu panjang, Dan nada instrumental
tidak terasa sudah akan selesai. dan menyadarkanku, betapa sepinya ruangan
ini. Bibir ini sudah terasa begitu lelah, serta untaian kalimatpun sudah
habis terlontarkan. Mengucapkan salam perpisahan dan lambaian hati yang begitu
berat. Sebelum “WAJAH KALIAN SIRNA DARI HADAPAN KAMI, I WANT TO SAY,,,THANKS
YOU VERY MUCH, I’M SO SORRY AND FORGIVE ME,,,”
>>>OVER<<<
Untuk Kembali ke episode 1, monggo klik link berikut:
http://riyandijaq.blogspot.co.id/2017/03/sebentar-lagi-wajah-kalian-akan-sirna.html
http://riyandijaq.blogspot.co.id/2017/03/sebentar-lagi-wajah-kalian-akan-sirna.html
Tidak ada komentar:
Write komentar