Minggu, 28 Mei 2017

BILA DIA ADALAH TULANG RUSUKKU | Pada-Mu Kutitipkan Dia

Tak banyak yang dapat kutuliskan kali ini. Tak ada sajak, tak ada prosa, ataupun puisi indah yang kurangkai dengan manisnya huruf-huruf itu. Karena aku memang tidaklah pandai bila harus merangkai kalimat manis untukmu. Aku bukan Khalil Gibran yang dengan mudahnya merangkai syair yang indah, aku bukan Chairil Anwar, WS. Rendra, ataupun bukan Taufik Ismail yang bisa menyusun bait-bait puisi yang luar biasa indah.

Sekarang aku hanya duduk terdiam di tempat biasa, di depan komputer sarver milikku. Dan terlintas dibenak ini akan bayanganmu. Dan inginku rasanya mencurahkan tentang apa yang aku pikirkan ini. Maka segera aku tulis semua lamunanku dalam media ini. Dan bila kamu sudah membaca oretan singkat ini, kuharapa nantinya kamu akan mengerti akan satu hal.
Novia Aisyatul Izza Astri | Pada-MU Kutitipkan Dia
Wahai tulang rusukku .....
Apa kabarmu hari ini? Semoga kau sehat-sehat saja, semakin tangguh. Kau semakin menarik. Kurasa Tuhan merawatmu dengan baik. Tuhan menjagamu  dengan sempurna. Sudahkah kau berdoa untukku hari ini? Ah, jangan kau tanya berapa bait doa yang telah kulantunkan untukmu hari ini. Setiap hari rasanya aku sudah berdoa untukmu. Berharap hati kita segera bertemu. Walau mungkin Tuhan masih belum berkenan mempertemukan kita saat ini. Yang penting, kamu tetap sehat ya… Aku yakin ada saatnya bagi kita untuk bertemu.

Apa yang kau lakukan sekarang? Aku ingin berbicara banyak denganmu. Tentang aku. Juga tentang kamu. Bukan tentang bunga-bunga yang indah itu. Atau tentang mereka yang memperebutkan posisi duduk di singgasana paling atas. Juga bukan tentang bagaimana cara hidup sehat jauh dari berbagai penyakit, ataupun hidup sukses penuh dengan kesenangan. Karena aku tidak butuh semua itu, bagiku kamulah bunga indahku, kamulah singgasanaku, kamulah yang akan merawatku hingga aku terasa sehat kembali, serta kamulah tujuan sukses dan kebahagiaanku selama ini.  Aku hanya ingin berbicara tentang kita saja .... Hanya kita.

Apa kau merindukanku seperti aku yang teramat sangat merindukanmu? Rindu ini menyayat hatiku. Tapi apalah dayaku, mungkin aku memang harus bersabar. Kau tahu, aku harus belajar seperti bapak Adam yang sabar menanti pertemuan dengan ibu Hawa. “Pada suatu ketika, Di hari yang indah, Dia akan datang, Pada waktunya, Lihatlah nanti, Dia hanya sedang menunggu waktu yang tepat untuk melengkapi hidupnya yang masih kurang lengkap. Percayalah, Tuhan menciptakan manusia berpasang-pasangan. Janganlah sedih ketika pasanganmu belum juga datang. Mungkin memang belum saatnya. Kau tahu Adam dan Hawa pernah terpisah ribuah kilo jaraknya. Adam berada di India dan Hawa di Jeddah. Namun, luasnya dunia tak menghalangi pertemuan mereka”.
***
Wahai tulang rusukku .....
Apa kau masih di sana? Kau masih mau mendengar keluhanku?
Waktu berjalan dengan begitu cepat. Tanpa sengaja Tuhan memperkenalkanku kembali denganmu. Semua bermula dari pesan WhatsApp yang pada waktu  itu hanyalah sebatas basa basi belaka. Waktu berjalan, Dan pada akhirnya akupun mulai luluh, aku gak bisa berkelak, aku gak bisa berbohong bahwa aku benar-benar suka kamu. Ya.... aku ingin kamu menjadi halal bagiku nantinya. Gak tau kenapa... rasanya aku ingin memiliki kamu seorang, aku butuh kamu tuk bisa melengkapi pion-pion kebahagian dalam hidup ini yang masih kurang. Aku sangat berharap bahwa kamulah nantinya yang akan menjadi pelengkap dari diri ini. Kok bisa ya...?? aneh kan ?? akupun gak nyangka juga kenapa aku bisa suka kamu. ya.... jalani dan turuti saja keinginan hati  ini. Aku kira gak salah kok. ya kan...??

Dulu... kamu hanyalah wanita kecil, imut juga lucu. Kamu hanyalah sebatas teman sekolah, sebatas adik kelas, sampai kapanpun aku kira hanya sebatas itu. Sejenak di masa yang lumayan lama aku telah melupakanmu. Karena aku kira kamu hanyalah sebatas teman biasa di periode dimasa lalu, adik kelas yang sudah pasti aku akan lupa kamu, kamupun juga akan lupa aku. Ternyata salah..... sekarang kau sudah hadir kembali. Bukan sebatas lagi sebagai teman masa lalu, bukan sebatas adik kelas. Tapi.... aku malah ingin menganggapmu lebih dari itu, aku suka kamu, aku cinta kamu, aku sayang kamu, kamulah tujuanku, serta kamulah masa sekarang dan masa depanku. Maka dari itu, izinkanlah aku tuk belajar mencintaimu, balajar menyayangimu, serta belajar mengerti akan seperti apa dirimu.

Ntah kenapa aku merasa nyaman bila bersamamu, kamu adalah wanita yang menyenangkan. Aku banyak mendapat pelajaran darimu. Ya.... walaupun kadang aku merasa sedikit jengkel dengan beberapa sikapmu. Sering kali aku dibuat marah olehnya. Meskipun demikian, rasa ingin memilikimu dan semua harapan yang pernah aku lontarkan itu, sedikitpun tidak berkurang. Semua masih utuh malah semakin kuat. Aku semakin benar-benar menginginkan dirimu.

Bila keinginanku terkabul, aku berjanji aku akan menjaga akan harapan-harapan yang sudah aku lontarkan itu. Aku akan menjagamu seperti aku menjaga diri ini. Ya aku janji. Namun,,,, sampai sekarangpun aku masih bingung, semuanya masih sebatas dalam angan-angan belaka. Masih sebagai harapan yang ntah akan pasti atau malah hanya ilusi saja. Yang pasti akupun sadar bahwa semua itu telah ditentukan oleh sang maha kuasa. Hanya saja tidak salah bila hanya dengan modal percaya dan yakin aku akan berusaha mendapatkan apa yang sudah aku rencanakan, apa yang sudah aku bangun ini. Maka dari itu aku ada pertanyaan penting untukmu....
Maukah ??
Bersediakah ??
Apakah kamu juga merasakan hal yang sama seperti apa yang aku rasakan ini ??
Selama ini kamu menganggap aku apa ??
***
Wahai tulang rusukku .....
Kutuliskan surat ini, karena kerinduan yang sangat dalam padamu. Kutulis surat ini, karena hanya kamulah yang benar-benar ingin aku miliki. Kau jauh berada di sana, Di tempat paling misteri di dunia ini. Kau tak memperdulikan betapa aku mengharapkanmu, betapa aku menyayangimu dan mencintaimu. Tidakkah kau memikirkan hal ini ?? Tidakkah kau memahaminya ?? Memahami betapa sulit dan beratnya penantianku ini ??

Kau tahu menjadi aku tidaklah mudah. Sama seperti menjadi bapak Adam yang tak mudah menanti untuk bertemu kembali dengan ibu Hawa. Sama seperti semua dari kita yang merasakan pilu teramat sangat ketika pasangan belum jua datang. Tapi kembali aku merenung, Inilah indahnya hidup. Jika semuanya pasti, Jika aku memang sudah mengetahui siapa dirimu, Tentu tak ada debaran ini. Tentu tak ada perasaan seperti ini, Dan tentu tak ada cerita ini yaitu Aku Yang Menunggumu. Dengan ini, aku menjadi tahu Bahwa semuanya akan menjadi indah pada waktunya.

Aku sangat merindukanmu. Kukatakan sekali lagi bahwa aku sangat merindukanmu. Aku percaya Tuhan masih menjagamu dengan baik. Kuharap kau membaca surat ini. Aku sudah tidak sabar lagi. Lihatlah hatiku berisik sekali. Aku tidak tahan dengan bisikan-bisikan yang mengatakan Aku sayang kamu, aku cinta kamu, dan aku menunggumu. Ah.... mungkinkah semua ini akan tercapai ?? atau akan tetap menjadi harapan yang hanya sebatas mimpi ?? Entahlah. Kita lihat saja nanti. Tiap hari aku hanya menunggu kabar darimu.

Wahai tulang rusukku .....
Jika kamu benar-benar tulang rusuk yang selama ini aku cari. Aku harus menjagamu sehingga pada saatnya nanti engkau bisa kupasangkan lagi disini, tepat didekat jantung dan hatiku sehingga engkau bisa melengkapi bagian yang telah lama hilang ini. Akupun tidak perlu khawatir lagi karena bila memang benar kamu adalah tulang rusukku, tentu juga bisa menjaga hati dan jantungku ini.

Sekarang aku sudah menemkanmu, sudah mendapatkanmu. Selebihnya aku hanya perlu memastikan bahwa engkau adalah benar-benar tulang rusukku yang hilang itu. Aku akan menunggu suatu saat aka ku datangi dan akan kubawa pergi tuk menyusun hidup bersamaku. Karena tanpamu aku tak akan sempurna, aku akan cacat, aku tak akan kuat, aku tak akan lengkap, dan aku tak akan bisa hidup tanpa mu. Maka dari itu, kemarilah dan jangan ada rasa takut sedikitpun, mendekatlah dengan muka senyummu, aku akan menjagamu, aku berjanji.
***
Wahai Sang Pemilik Cinta, berdosakah aku jika merindukan dia, pemilik tulang rusuk ini? Merindukan kehadirannya untuk berbagi kasih agar dapat mengukir kisah bersamanya, menyatukan kerinduan yang hampir terkikis habis oleh sisa hidup ini, menapaki tangga-tangga rahmat-Mu bersamanya, pemilik tulang rusuk.

Wahai sang pemilik cinta, bolehkah aku meyebut dia dalam setiap untaian do’aku? Mengiringi namanya bersama butiran air mata pengharapan, dan meluapkan gelora asmara yang menyesakan dada ini, memenuhi sepertiga malam dalam sujud panjangku.

Wahai sang pemilik cinta, persatukan kami dalam ikatan suci agar mampu mentaati ajaran kekasih-Mu, dan menjadikan-Mu satu-satunya tujuan hidup dan mati kami.

Wahai sang pemilik cinta, jagalah dia yang raganya tengah berjalan menelusuri setiap jengkal petunjuk-Mu dengan jiwa dan hati yang hanya tertuju pada kebesaran-Mu, yang bibirnya tak pernah berhenti menyebut asma-Mu dengan setiap tetes keringat yang terkuras demi meraih pundi-pundi rahmat-Mu, dan menghabiskan waktu terangnya untuk mengamalkan anugerah dari-Mu.

Wahai pemilik cinta, aku percaya lelahku dalam penantian panjang ini akan berbuah manisnya pertemuan cinta berbalut bahagia, biarkan aku disini bersembunyi, memperbaiki diri terpenjara janji Illahi, menjauh dari para mata-mata telanjang serigala, yang mampu mencakar kehormatan dan menyisakan kehinaan yang tiada akhir.

Wahai pemilik cinta… Aku titipkan dia, pemilik tulang rusuk ini. Jaga dia dalam naungan ridho, rahman, rahim dan maghfiroh-Mu sampai kami berjumpa, bersatu bersama dalam ikatan suci dan berpisah kembali untuk sebuah pertemuan yang abadi.

Untukmu wahai tulang rusukku.....
NOVIA AISYATUL IZZA ASTRI

Tidak ada komentar:
Write komentar

Total Page Views